Minggu, 05 November 2017

Penelitian Kualitatif #6



RISET STUDI KASUS

Definisi
Riset studi kasus yaitu riset yang mencukup studi tentang suatu kasus dalam kehidupan nyata, dalam konteks atau setting kontemporer. Penelitian studi kasus adalah pendekatan kualitatif yang penelitinya mengeksplorasi kehidupan nyata, sistem terbatas kontemporer (kasus) atau beragam sistem terbatas (berbagai kasus), melalui pengumpulan data yang detail dan mendalam yang melibatkan beragam sumber informasi majemuk dan melaporkan deskripsi kasus dan tema kasus. 
Ciri
Ciri dari riset studi kasus adalah (1) dimulai dengan mengidentifikasi satu kasus yang spesifik; (2) tujuan dari pelaksanaan studi kasus
Tipe
Tipe riset studi kasus adalah (1) studi kasus instrumental tunggal, peneliti memfokuskan pada isu atau persoalan, kemudian memilih satu kasus terbatas untuk mengilustrasikan persoalan ini;  (2) studi kasus kolektif (majemuk), yaitu satu isu/persoalan juga dipilih, tetapi peneliti memilih beragam studi kasus untuk mengilustrasikan isu/persoalan tersebut; dan (3) studi kasus intrinsik, yaitu studi kasus yang fokusnya adalah pada kasus itu sendiri karena kasus tersebut menghadirkan situasi yang tidak biasa/unik.
Prosedur
Prosedur riset studi kasus adalah (1) peneliti menentukan apakah pendekatan studi kasus sudah tepat untuk mempelajari permasalahan risetnya; (2) peneliti mengidentifikasi kasus/beberapa kasus mereka; (3) pengumpulan data meluas mengambil berbagai sumber informasi; (4) menganalisis data berupa analisis holistik
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam riset etnografi adalah (1) peneliti harus memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari sistem sosial budaya, dan konsep yang biasanya dieksplorasi oleh mereka yang sedang mempelajari kebudayaan; (2) waktu yang dibutuhkan sangat banyak; (3) narasi ditulis dalam pendekatan literer yang mungkin akan membatasi audiensi dari karya tersebut; (4) terdapat kemungkinan bahwa peneliti akan menjadi “pribumi” dan tidak mampu menyempurnakan atau terancam gagal dalam studi tersebut.


Contoh
Contoh riset studi kasus yang saya ambil adalah riset dengan judul “Analisis Kesalahan Mahasiswa dalam Menyelesaikan Soal Pembuktian pada Matakuliah Struktur Aljabar” yang dilakukan oleh Suci Yuniati. Pada riset tersebut, peneliti ingin mengetahui kesulitan siswa dalam kemampuan pembuktian, terutama dalam menyelesaikan permasalahan aljabar di antaranya ingin mengetahui letak kesalahan dan faktor yang menyebabkan mahasiswa kesulitan dalam soal pembuktian. Teknik pengumpulan data dilakukan dengan tes dan wawancara. Subjek penelitian adalah mahasiwa Pendidikan Matematika semester VI Universitas Sultan Syarif Kasim Riau (UIN Suska Riau) tahun pelajaran 2011/2012 sebanyak 50 mahasiswa. Dari penelitian tersebut, dapat diidentifikasi kesalahan mahasiswa yaitu: (1) kesalagan dalam menerima informasi; (2) kesalahan konsep; (3) kesalahan dalam menghitung; (4) kesalahan dalam memahami materi prasyarat. Dari analisis tersebut, penulis dapat meningkatkan proses pembelajaran untuk mengurangi kesalahan yang dibuat oleh mahasiswanya. 

Sumber:
Creswell, J. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Mengajar.







Penelitian Kualitatif #5



RISET ETNOGRAFIS

Definisi
Riset etnografis merupakan riset yang berfokus pada kelompok yang memiliki kebudayaan yang sama. Dalam riset ini, peneliti mendeskripsikan dan menafsirkan pola yang sama dari nilai, perilaku, keyakinan, dan bahasa dari suatu kelompok berkebudayaan sama. Peneliti melakukan pengamatan partisipan yaitu menenggelamkan diri dalam kehidupan sehari-hari dari masyarakat tersebut.
Ciri
Ciri dari riset etnografis adalah (1) berfokus pada pengembangan deskripsi yang kompleks dan lengkap tentang kebudayaan dari kelompok yang berkebudayaan sama; (2) peneliti mencari pola dari aktivitas mental kelompok tersebut; (3) teori memainkan peran penting dalam memfokuskan perhatian peneliti ketika melaksanakan etnografi; (4) peneliti harus terlibat dalam kerja lapangan yang lama; (5) analisis data bersandar pada pandangan dari para partisipan dan melaporkannya dalam kutipan verbatim, menyintesis data tersebut, kemudian menyaringnya melalui perspektif ilmiah etis untuk mengembangkan penafsiran kebudayaan yang menyeluruh; (6) analisis ini menghasilkan pemahaman tentang bagaimana kelompok berkebudayaan sama berjalan.
Tipe
Tipe riset etnografis adalah (1) etnografi realis, yaitu suatu laporan objektif tentang situasi, biasanya ditulis dalam sudut pandang orang ketiga dan melaporkan secara objektif informasi yang dipelajari dari para partisipan di suatu tempat; dan (2) etnografi kritis, yaitu satu jenis riset etnografis di mana para penulisnya memperjuangkan emansipasi bagi kelompok masyarakat yang terpinggirkan. Penulis biasanya merupakan individu yang berpikiran politis yang berusaha (melalui riset) untuk menentang ketidaksetaraan dan dominasi.
Prosedur
Prosedur riset etnografis adalah (1) menentukan apakah etnografi merupakan desain yang paling tepat digunakan untuk mempelajari permasalahan riset yang dimaksud; (2) mengidentifikasi dan menentukan suatu kelompok berkebudayaan sama yang hendak dipelajari; (3) menyeleksi berbagai tema, permasalahan, atau teori kebudayaan yang hendak dipelajari dari kelompok tersebut; (4) mengumpulkan informasi dalam konteks atau lingkungan di mana kelompok tersebut hidup (kerja lapangan); (5) dari banyak sumber data yang telah dikumpulkan, sang etnografer menganalisis data tersebut; dan (5) menyusun rangkaian aturan/teori tentang bagaimana kelompok berkebudayaan sama tersebut berjalan sebagai hasil akhir dari analisis ini. Hasil akhirnya berupa potret kebudayaan mencakup pandangan dari partisipan (emis) dan pandangan dari peneliti (etis).  
Tantangan
Tantangan yang dihadapi dalam riset etnografi adalah (1) peneliti harus memiliki pemahaman tentang antropologi kebudayaan, makna dari sistem sosial budaya, dan konsep yang biasanya dieksplorasi oleh mereka yang sedang mempelajari kebudayaan; (2) waktu yang dibutuhkan sangat banyak; (3) narasi ditulis dalam pendekatan literer yang mungkin akan membatasi audiensi dari karya tersebut; (4) terdapat kemungkinan bahwa peneliti akan menjadi “pribumi” dan tidak mampu menyempurnakan atau terancam gagal dalam studi tersebut.
Contoh

Sumber:
Creswell, J. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Mengajar.






Penelitian Kualitatif #4



RISET GROUNDED THEORY

Definisi
Riset Grounded Theory merupakan riset yang bergerak ke luar dari deskripsi dan untuk memunculkan atau menemukan teori. Pengembangan teori ini tidak muncul dengan sendirinya, tetapi dimunculkan atau “didasarkan” pada data dari para partisipan yang telah mengalami proses tersebut. Pada riset ini, penelitinya memunculkan penjelasan umum (teori) tentang proses, aksi, atau interaksi yang dibentuk oleh pandangan dari sejumlah besar partisipan.
Ciri
Ciri dari riset grounded theory adalah (1) peneliti memfokuskan pada proses atau aksi yang memiliki tahapan atau fase khas yang terjadi sepanjang waktu; (2) peneliti mengembangkan teori tentang proses atau aksi ini; (3) Memoing menjadi bagian dari pengembangan teori ketika peneliti menuliskan ide berdasarkan data yang telah dikumpulkan dan dianalisis; (4) pengumpulan data melalui wawancara yang penelitinya secara konstan membandingkan data yang dikumpulkan dari para partisipan dengan ide tentang teori baru; (5) analisis data dapat distrukturkan dan mengikuti pola pengembangan kategori terbuka, memilih satu kategori untuk menjadi fokus dari teori tersebut, kemudian memperinci kategori tambahan (coding aksial) untuk membentuk model teoritis. Perpotongan dari kategori tersebut menjadi teori (coding selektif).
Tipe
Tipe riset grounded theory adalah (1) prosedur sistematis, yaitu peneliti berusaha mengembangkan secara sistematis teori yang menjelaskan proses, aksi, atau interaksi dari topik. Pada tipe ini peneliti melakukan 20-30 wawancara kepada partisipan yang dipilih secara teoritis (sampling teoritis). Proses pengambilan informasi dari kumpulan data ini dan pembandingannya dengan kategori baru disebut komparatif konstan. Peneliti mengawalinya dengan coding terbuka (mengodekan data untuk kategori informasi utamanya), kemudian coding aksial (mengidentifikasi satu kategori coding terbuka untuk dijadikan fokus), selanjutnya tahap terakhir adalah coding selektif (mengambil model dan mengembangkan proposisi yang menghubungkan kategori dalam model tersebut); dan (2) pendekatan konstruktivis, yaitu mencakup penekanan pada beragam dunia lokal, beragam realitas, dan kompleksitas dari dunia, pandangan, dan aksi tertentu. Pendekatan ini memberi penekanan yang lebih besar pada pandangan, nilai, keyakinan, perasaan, asumsi, dan ideologi dari individu daripada metode penelitian.
Prosedur
Prosedur riset grounded theory adalah (1) menentukan apakah grounded theory paling cocok untuk mempelajari problem riset; (2) mengajukan pertanyaan kepada para partisipan untuk memahami bagaimana individu mengalami proses tersebut; (3) mengumpulkan data melalui wawancara, pengamatan, dokumen, dan bahan audiovisual (20-60 wawancara); (4) menganalisis data melalui coding terbuka (membentuk kategori informasi tentang fenomena yang sedang dipelajari dengan mensegmentasi informasi), coding aksial (peneliti menyajikan paradigma coding, mengidentifikasi fenomena sentral, mengeksplorasi kondisi kausal, menentukan strategi, mengidentifikasi konteks dan kondisi pengganggu, dan menggambarkan konsekuensi dari fenomena ini), coding selektif (menulis alur cerita yang menghubungkan beberapa kategori);  (5) hasil dari proses pengumpulan dan analisis data ini adalah suatu teorii (teori level-substansial) yang muncul dengan bantuan dari proses memoing (menulis ide tentang teori baru selama proses coding  terbuka, aksial, dan selektif; (6) teori diuji kemudian untuk verifikasi empirisnya dengan data kuantitatif.  
Tantangan
Peneliti perlu menyingkirkan sejauh mungkin ide atau pengertian teoritis sehingga teori substantif analisis dapat muncul. Peneliti juga akan kesulitan dalam menentukan kapan kategori telah jenuh atau kapan teorinya dapat diperinci. Selain itu, peneliti perlu mengakui bahwa hasil utama dari studi ini adalah teori dengan komponen yang spesifik (fenomena sentral, kondisi kasual, strategi, kondisi dan konteks, serta konsekuensi).  


Contoh
Contoh penelitian Grounded Theory yang saya ambil adalah dengan judul “The Road to Reform: A Grounded Theory Study of Parents’ and Teachers’ Influence on Elementary School Sciende and Mathematics” yang dilakukan oleh Julie Thomas dari University of Nebraska-Lincoln dan Sandi Cooper dari Baylor University. Yang menjadi topik dalam penelitian ini adalah pengaruh ekspektasi guru dan orang tua siswa pada pembelajaran IPA dan matematika. Adapun tujuan penelitian adalah untuk mengeksplorasi pengaruh tersebut dan mendeskripsikan pengetahuan dan penilaian mereka tentang pembelajaran IPA dan matematika. Jenis grounded theory yang dipilih dalam penelitian ini adalah systematic procedures  yang meliputi tahap analisis data open coding, axial coding, dan selective coding. Data dikumpulkan melalui wawancara semi terstruktur dan open ended. Subjek penelitian adalah 20 guru baru, 9guru yang telah berpengalaman, dan 28 orang tua siswa. Dari hasil analisis data diperoleh hasil bahwa (1) jalan menuju perubahan pembelajaran matematika dan IPA di sekolah bergantung pada pengalaman guru dan orang tua siswa; (2) kekecewaan guru dan orang tua siswa terhadap pembelajaran matematika dan IPA di sekolah dasar berhubungan dengan pengalaman siswa dengan penilaian sekolah yang telah dilakukan sejak siswa kelas tiga sekolah dasar; dan (3) diperoleh model yang menunjukkan pengaruh peran orang tua dan guru dalam pembelajaran matematika dan IPA sekolah dasar.
 

Sumber:
Creswell, J. 2015. Penelitian Kualitatif dan Desain Riset. Yogyakarta: Pustaka Mengajar.