RISET FENOMENOLOGIS
Definisi
Riset naratif merupakan
pendekatan yang berfokus untuk mendeskripsikan pemaknaan umum dari sejumlah
individu terhadap berbagai pengalaman
hidup mereka terkait dengan konsep atau fenomena. Tujuan dari riset ini adalah untuk mereduksi
pengalaman individu pada fenomena menjadi deskripsi tentang esensi atau
intisari universal.
Ciri
Ciri
dari riset fenomenologi adalah (1) penekanan pada fenomena yang hendak
dieksplorasi berdasarkan sudut pandang konsep atau ide tunggal; (2) eksplorasi
fenomena pada kelompok individu yang semuanya telah mengalami fenomena tersebut;
(3) pembahasan filosofis tentang ide dasar yang dilibatkan dalam studi
fenomenologis; (4) peneliti mengurung dirinya di luar dari studi tersebut
dengan membahas pengalaman pribadinya dengan fenomena tersebut; (5) pengumpulan
data secara khas melibatkan wawancara terhadap individu yang telah mengalami
fenomena tersebut; (6) analisis data mengikuti prosedur sistematis (bergerak
dari satuan analisis yang sempit menuju satuan yang lebih luas); dan (7)
diakhiri dengan bagian deskriptif yang membahas esensi dari pengalaman yang
dialami individu tersebut.
Tipe
Tipe riset fenomenologi adalah (1) fenomenologi hermeneutik, yaitu riset
diarahkan pada pengalaman hidup dan ditujukan untuk menafsirkan “teks”
kehidupan (hermeneutika) dan (2) fenomenologi
transedental, yaitu riset yang berfokus pada deskripsi tentang pengalaman
dari para partisipan tersebut serta berprinsip pada epoche (pengurungan) yaitu para peneliti menyingkirkan pengalaman
mereka sejauh mungkin untuk memperoleh perspektif yang baru terhadap fenomena
yang sedang dipelajari.
Prosedur
Prosedur
riset fenomenologi adalah (1) menentukan apakah problem atau pertanyaan
risetnya sudah cocok; (2) memilih fenomena yang menarik untuk dipelajari; (3) mengenali
dan dari individu yang telah mengalami fenomena tersebut (5-25 individu); (5) memberikan
pertanyaan kepada partisipan yaitu “Apakah
yang telah Anda alami terkait dengan fenomena tersebut?” dan “Konteks atau situasi apakah yang biasanya mempengaruhi
pengalaman Anda dengan fenomena tersebut?”; (6) menganalisis data yaitu
dengan memeriksa data tersebut dan menyoroti berbagai pernyataan penting menjadi
berbagai tema; (7) menulis deskripsi tentang apa yang dialami oleh para
partisipan (deskripsi tekstural) dan
menulis deskripsi tentang konteks/latar yang mempengaruhi bagaimana para
partisipan mengalami fenomena tersebut (variasi
imajinatif/deskripsi struktural); (8) menulis deskripsi gabungan yang
mempresentasikan “esensi” dari fenomena (struktur
invarian esensial).
Tantangan
Peneliti
harus memilih partisipan secara hati-hati yaitu mereka yang semuanya telah
mengalami fenomena yang dimaksud. Selain itu, peneliti juga harus mengurung
pengalaman pribadinya, sehingga peneliti perlu untuk memutuskan bagaimana dan
dengan cara apa pemahaman pribadinya akan dimasukkan ke dalam studi tersebut.
Contoh
Contoh
riset fenomenologis yang saya ambil yaitu dengan judul “Pengalaman Menyelesaikan Skripsi: Studi Fenomenologis pada Mahasiswa
Psikologi Universitas Negeri Surabaya” dengan penulis Desy Kirana Sari Putri
dan Siti Ina Savira mahasiswa program studi psikoligi FIP Unesa. Dalam riset
tersebut, peneliti mencari informasi mengenai pengalaman mahasiswa tingkat
akhir dalam mengerjakan skripsi di antaranya hambatan-hambatan yang dialami dan
bagaimana cara menghadapinya. Data dikumpulkan dengan menggunakan wawancara
semi terstruktur dan dianalisis menggunakan Interpretation
Phenomenological Analisis (IPA) kepada partisipan yang dipilih menggunakan purposive sampling. Penelitian ini
berhasil menemukan empat tema besar yaitu (1) pengalaman menyelesaikan skripsi
(pengalaman positif dan negatif); (2) hambatan-hambatan dalam menyelesaikan
skripsi (faktor internal dan eksternal); (3) dampak psikologis (kognisi emosi,
konsep diri negatif, dan konsep diri positif); dan (4) cara menyikapi hambatan
menyelesaikan skripsi (adaptif dan tidak adaptif).
Sumber:
Creswell, J.
2015. Penelitian Kualitatif dan Desain
Riset. Yogyakarta: Pustaka Mengajar.